Minggu, 21 Mei 2017


Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD
 
Seseorang dapat dikatakan ADHD, jika ia kurang perhatian (inattention)
a\aatau hiperaktif (tidak dapat tenang) dan impulsif, atau keduanya. Kondisi ini terjadi selama periode paling tidak enam bulan, yang mana mengakibatkan pertumbuhan seseorang tersebut menjadi tidak sesui dengan tingkat pertumbuhan usia normal. Jadi, seseorang dapat dikatagorikan ADHD ia memenuhi prasyarat no 1, 2, 3, 4, 5 dan 6, seperti tertera dibawah ini ( tanpa gejala hiperaktif, diagnosa dapat disebut sebagai ADD atau Attention Deficit Disorder ). 
Kapan seseorang dapat dikategorikan sebagai Inattetion ?
Jika ia minimal memenuhi 6 kriteria dibawah ini :

  • Tidak teliti atau sering ceroboh dalam menyelesaikan tugas sekolah, pekerjaan atau kegiatan lain.
  • Sulit mempertahankan konsentrasi untuk menyelesaikan tugas atau permainan.
  • Sering tidak mendengarkan pada saat diajak bicara. 
  • Cenderung tidak mengikuti instruksi dalam menyelesaikan tugas sekolah atau pekerjaan.
  • Mengalami masalah dalam mengatur atau mengorganisasi tugas atau kegiatan.
  • Tidak menyukai atau cenderung menghindari tugas yang memerlukan kemampuan mental dan konsentrasi yang panjang.
  • Sering kehilangan barang-barang atau peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas. Misalnya, buku, pensil, penghapus dan lain-lain.
  • Mudah terpecah konsentrasinya.
  • Pelupa


Kapan seseorang dapat dikatakan sebagai hiperaktif impulsif ?
Jika ia memenuhi minimal 3 kriteria dibawah ini : (dari gabungan hiperaktif dan impulsif).
A.  Hiperaktif :

  • Tidak dapat duduk dengan tenang 
  • Sering meninggalkan bangku tanpa alas an yang jelas 
  • Berdiri, memanjat tidak pada tempatnya (pada usia dewasa, lebih ditunjukan dengan sikap gelisah).
  • Kesulitan dalam menikmati kegiatan atau permainan yang tenang dan membawa relaksasi.
  • Berkeinginan untuk selalu bergerak aktif.
  • Cerewet. 
A.  Impulsif:


  • Sering memberikan jawaban sebelum pertanyaan yang ditanyakan selesai.
  • Mengalami masalah dalam menunggu giliran.
  • Sering memotong pembicaraan orang lain atau menyerobot.
  • Gejala yang disebutkan diatas muncul pada saat seseorang berusia sebelum tujuh tahun.
  • Gejala muncul pada paling tidak di dua situasi berbeda, misalnya, disekolah dan dirumah.
  • Gejala tersebut mngakibatkan gangguan pada kegiatan sekolah, kegiatan social atau pekerjaan.
  • Gejala tersebut tidak terjadi semata-mata karena Perfasive Developmental Disorder atau kelainan kejiwaan lainnya termasuk Schizophrenia. Gejala tersebut tidak dapat dijelaskan lebih baik sehubungan dengan kelainan yang diakibatkan oleh, perubahan perasaan (mood), ketakutan yang amat sangat (anxiety), kebingungan (dissociative), atau kelainan kepribadian (personality disorder).

Apa yang dilakukan setelah diketahui bahwa anak mengalami ADHD ?
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan guru adalah sebagai berikut
Para guru perlu memerhatikan respons mereka sendiri terhadap situasi.
Cara kita berprilaku terhadap anak kerap kali memengaruhi mereka bereaksi terhadap anak lain.
Para guru dan para professional lain perlu dimengerti dan diterima oleh rekan-renan lain.
Para guru perlu mempertimbangkan bagaimana menggunakan kekuasaan mereka terhadap siswa lainnya.
Masalah otoritas sangatlah penting, seperti bagaimana guru menerapkan kekuasaan/ atau kewenangan mereka untuk menentukan hasil. Olsen dan  cooper (2001:201) menggambarkan kekuasaan guru dengan cara :

  • Kekuasaan yang dipaksakan : berdasarkan hukuman
  • Kekuasaan rekor : pujian / penafsiran 
  • Kekuasaan yang sah: status guru atau siswa 
  • Kekuasaan mengacau : rasa suka dan hormat kepada guru/murid
  • Kekuasaan eksper : rasa hormat terhadap pengetahuan 

Sebagaimana saya sebutkan sebelumnya, para siswa ADHD akan sibuk jika mereka tertarik kepada orang yang menangani mereka, bergantung pada prinsip-prinsip tersebut. Secara individual, tiap-tiap guru harus menafsirkan berapa banyak kekuasaan yang mereka inginkan untuk ditunjukan ketika bekerja dengan tiap-tiap siswa. Singkatnya, saran terbaik saya adalah agar kuat dan jujur, konsisten dalam tindakan anda dan ‘menyesali hukuman’ jika perlu.


Selasa, 04 April 2017

Proses Asuhan Gizi untuk Pasien Stroke

           Proses asuhan gizi pasien stroke
                   (Nutrition Care Process)


Intervensi 
Merupakan kegiatan yang terencana dengan tujuan dan strategi tertentu agar tercapai perubahan perilaku, faktor risiko, keadaan lingkungan atau aspek status kesehatan yang berkaitan individu pasien, keluarga atau pengasuh.
Didalam intervensi gizi terdapat 2 komponen yaitu perencanaan gizi dan implementasi.
Perencanaan gizi 
Adalah proses menentukan diit, tujuan yang akan dicapai tentang keberhasilan gizi yang telah diberikan, prinsip pemberian tatalaksana gizi yang sesuai dengan kebutuhan gizi pasien.
Adapun proses perencanaan gizi terdiri dari :
  • Penentuan Tujuan 

Penentuan tujuan diet harus dapat diukur, dicapai dan ditentukn waktunya. Penentuan tujuan merupakan tolak ukur keberhasilan intervensi secara kualitatif maupun kuantitatif.
  • Preskripsi Gizi/Diet 

Preskripsi gizi/diet secara singkat menggambarkan rekomendasi mengenai kebutuhan energi dan zat gizi, frekuensi makan. Dokter menentukan diet, dietisien menyusun rencana diet dan menterjemahkan dalam bentuk makanan.

Tujuan Diet Stroke :
  • Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
  • Memberikan makanan untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien dengan memperhatikan kondisi dan komplikasi penyakit
  • Memperbaiki keadaan stroke, seperti disfagia, hipoalbumin, konstipasi, kualitas hidup

Mencapai dan mempertahankan :
  • Tekanan darah terkontrol
  • Kadar gula darah pada diabetes melitus
  • Lipid mendekati normal
  • Berat badan normal
  • Mencegah komplikasi akut dan kronik



Prinsip :
  • Preskripsi diet sesuai dengan diagnosis dan masalah
  • Zat gizi cukup, seimbang disesuaikan dengan kebutuhan dan komplikasi

Bentuk makanan: cair, blender, lunak,
Kombinasi: cair + blender, kombinasi: cair + lunak, biasa dan dengan porsi kecil atau normal. 
Individu: cara hidup, pola jam kerja, kultur, tingkat pendidikan, penghasilan.
Diabetes: pola makan 3 porsi besar dan 3 porsi kecil (jenis, jumlah, jadual)

Bentuk makanan khusus stroke :
  • Makanan padat (nasi putih, tim, bubur, saring)
  • Makanan blender (oral atau per NGT)
  • Makanan cair (Makanan Enternal)


Makanan cair formula komersial :
Diabetes :
  • Diabetasol, diabetamil, tropicana slim
  • Nutren Diabetik
  • Glucerna SR
  • Nutri Comp Diabetic

Lainnya :
  • Nutren fiber
  • Ensure
  • Enercal
  • Pan Enternal 
  • Protein
  • Peptamen 
  • Hepatosol
  • Entrasol
  • Nephrisol
  • Peptisol 


Standar Diet/Makanan Khusus Stroke:
  •  Makan padat (Nasi putih, tim, bubur, saring) berdasarkan kebutuhan
  • Makanan blender standard dirancang sesuai kondisi pasien
  • Makanan Cair Formula RS 1 kcl/ml an khusus 1,5 – 2 kcal/ml
  • Makanan Cair Formula Komersial 1 kcal/ml (dapat diatur)


Penentuan diet berdasarkan :
  • Keadaan stroke
  • Faktor resiko
  • Faktor penyulit yang dialami pasien 


Beberapa zat gizi dalam bahan makanan yang dapat mencegah stroke, antara lain :
  • Isoflavon

Sumber : tempe dan tepung tempe : mudah dicerna, mengandung zat besi, protein, asam folat, B 12, Cu, Zn, antimiroba, 5 jenis asam amino.
  • Likopen 

Sumber : buah isinya warna merah, seperti tomat, jambu biji, semangka, anggur, paling banyak pada tomat fresh.
  • Prebiotik : kamndungan makanan yang tidak dicerna tapi menguntungkan, seperti ; serat, pati. Menurunkan serum triasigliserol dan fosfolipid.

Sumber : gandum, bawang bombay, pisang, bawang putih, bawang prei.
  • Kalium 

Sumber : pisang, alpukat, pepaya, apel merah, minimal 4 porsi perhari
Lauk : ikan anjuran setiap hari (boleh 3x perhari) mengandung Omega 3, Omega 6 Omega 9,  karena studi Zulphen menyatakan konsumsi ikan 20 gr setiap hari menurunkan stroke.
  • Sayuran yang mengandung tinggi serat dan tinggi kalium, seperti ; tomat, bayam, bayam merah, wortel, ketimun, daun kacang panjang, slada , dll.
  • Snack usahakan yang mengandung tinggi serat dan tinggi kalium, contoh: pudding agar-agar buah (hindarkan snack tinggi margarine, keju, susu, telur)










DAFTAR PUSTAKA

Ranakusuma TAS.Nutritional support of pasiens with acut stroke, dalam edisi 2 clinical Nutrition Experting Meeting Farmedia.Jakarta.2000.
Remig VM, Romeo C. Medical Nutrition Therapy for Neurologic Disorder.Krause 2004.1094-1096.
Tim Editor. Konsensus Nutrisi Enternal.Working Group on Metabolism and Clinical Nutrition.2003.